Beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 31 Mei 2021, sebuah social enterprise melaksanakan farewell meeting (pertemuan perpisahan) secara daring dengan para volunteer, termasuk saya.
Tiga bulan lalu, saya diterima pada posisi tertentu di perusahaan sosial tersebut.
Untuk pertama kalinya, saya mengikuti kegiatan volunteer online untuk mengisi waktu saya lebih produktif dan mencari wadah untuk pengembangan diri, walaupun pada kondisi pandemi.
Dan tiga bulan sudah saya bersama mereka berjuang mengerjakan berbagai project bersama, uWu :’)
Nahhh..
Dikarenakan pandemi Covid-19, saya memperhatikan bahwa semakin banyak bermunculan kesempatan menjadi relawan atau hadirnya program magang. Yang pada awalnya dibatasi pada regional tertentu, saat ini perusahaan/organisasi tidak sedikit membuka peluang untuk seluruh wilayah Indonesia.
Sebab, sistemnya bisa kerja jarak jauh. Sehingga, fleksibilitasnya pun lebih tinggi.
Jadi, bagi Anda yang ingin mengembangkan diri, mencoba hal baru, memperbanyak koneksi, dan berorganisasi tanpa khawatir terpapar Covid-19, mengikuti volunteer online adalah jawabannya.
Jika dalam jangka waktu tertentu, Anda akan melamar menjadi volunteer dengan sistem work from home, semoga artikel ini membantu, ya.
Saya akan berbagi tips, trik, dan pengalaman saya untuk mengikuti volunteer online.
PENDAFTARAN
1. Cari Informasi Seputar Volunteer di Media Sosial
Yang saya katakan tadi, kesempatan volunteer makin membludak. Anda bisa mulai berselancar di media sosial (terutama Instagram — yang saya banyak temukan) untuk mendapatkan informasi seputar pembukaan program volunteer.
Kata kunci seperti info volunteer, volunteer Indonesia dan sejenisnya bisa Anda cari.
Jika Anda berniat mengikuti program secara online, pastikan poster pengumuman organisasi yang membuka anggota volunteer mencantumkan keterangan work from home, remote from home, dan sejenisnya.
2. Pilih Organisasi atau Posisi yang Sesuai Minat Anda
Jika Anda memiliki passion atau menyenangi suatu bidang yang sedang membutuhkan relawan, hal itu memungkinkan Anda lebih enjoy, tulus, dan ikhlas dalam menjalankan kewajiban Anda nantinya.
Pasalnya, di dalam perjalanan menjadi volunteer, Anda akan diberikan tanggung jawab tertentu. Anda mungkin akan menemukan berbagai masalah yang harus di atasi.
Andaikan Anda tidak senang pada pekerjaan yang diberikan, masalah-masalah terkait tanggung jawab Anda akan sulit untuk selesai dengan baik.
Namun, jikalau Anda ragu pada posisi yang Anda ambil — mungkin karena Anda belum punya pengalaman, dll — setidaknya Anda punya ketertarikan pada visi dan misi organisasi yang menyediakan kegiatan volunteer tersebut.
Apabila Anda memang benar-benar peduli pada tujuan mereka, dan Anda ingin membantu mereka mencapai tujuan tersebut, jangan ragu untuk mendaftar.
Tunjukkan pada mereka bahwa Anda adalah orang yang sejalan dengan visi misi mereka serta punya keinginan yang kuat untuk bertumbuh, sekalipun Anda belum memiliki pengalaman apapun terkait posisi yang dipilih.
Tunjukkan sikap ini, baik itu ketika Anda mendaftar — mungkin akan diminta mengisi formulir dan terdapat pertanyaan tentang mengapa Anda berminat — maupun saat masuk ke tahap wawancara.
Jika organisasi/perusahaan dapat melihat keseriusan dan ketulusan Anda, Anda akan diperhitungkan.
Sebab, Anda tidak akan sendiri nanti. Pasti ada mentor-mentor dan teman-teman volunteer yang merangkul Anda untuk saling bahu-membahu.
3. Tunjukkan Perilaku Baik saat Pengumuman Penerimaan
Setelah proses seleksi, akan ada yang diterima maupun tidak. Apapun hasilnya, Anda harus tetap menunjukkan attitude yang baik.
Saat saya menjadi volunteer, pihak penyelenggara akan mengirimkan semacam surat perjanjian untuk meminta komitmen menjadi volunteer.
Apabila Anda diterima, maka kemungkinan Anda pun akan ditanyai kembali apakah betul-betul bersedia menjadi volunteer selama waktu yang ditentukan atau tidak. Terkait surat perjanjian dan sejenisnya akan dikeluarkan tergantung dari pihak penyelenggara itu sendiri.
Balas secepatnya pesan penerimaan volunteer tersebut jika diminta untuk mengkonfirmasi, jangan digantugin, huhu. Plus tunjukan antusias Anda, ya.
Tetapi, apabila tidak diterima, Anda bisa membalas pesan penolakan dari mereka dengan berterimakasih atas peluang yang diberikan dan mendoakan yang terbaik, dengan sopan dan santun.
Jangan patah semangat! daftar saja sebanyak-banyaknya. Kita tidak akan pernah tahu kemana rezeki akan membawa kita. ^^
PELAKSANAAN
Disini, saya ingin membagikan hal-hal apa saja yang — menurut saya — harus Anda perhatikan saat menjadi volunteer online.
4. Jadilah Fast Response dan Selalu Berkabar
Bagi Anda yang punya kebiasaan nganggurin chat dari orang lain, ada cerita dari salah satu teman volunteer saya.
Ia bercerita saat farewell meeting bahwa ia adalah tipe orang yang malas membaca pesan dari orang lain di Whatsapp, bahkan diabaikan sampai 3 bulan, wkwkwk.
Mungkin dia mendapatkan beberapa masalah atau keterlambatan karena kebiasaannya itu. I don’t really know :D
Namun, ia merasa memiliki perubahan setelah tiga bulan ini untuk menjadi orang yang lebih cepat merespon chat. Kata doi, “Wah, kalau disini, kalau ga cepat ku balas, bahaya..”
Ya, karena nanti Anda juga akan bekerja bersama-sama. Setiap orang memang sudah punya tanggung jawab masing-masing, namun koordinasi sangat diperlukan, secara online.
Online loh, ya.
Sehingga, jika partner volunteer Anda membutuhkan detik itu juga, Anda harus ada disana untuk membantunya.
Pengalaman saya, terkadang ada hal-hal mendadak yang tidak terduga.
Selain itu, jika pihak penyelenggara kegiatan volunteer mengadakan webinar atau capacity building, baik itu rutin atau tidak, upayakan untuk hadir untuk menerima banyak pengetahuan disana. Tetapi, jika Anda tidak bisa hadir karena ada keperluan lain, selalulah untuk berkabar.
Koordinator divisi saya selalu berkata bahwa “berkabar ya kalau ada apa-apa, berkabar ya kalau udah, berkabar ya…”
Nah, perkataan yang diulang-ulang itulah yang menjadikan saya lebih berupaya senantiasa mengabari apapun terkait tanggung jawab saya di kegiatan volunteer, sampai kesulitan-kesulitan yang saya alami.
“Tapi, masa harus ngecek ponsel setiap waktu :(”
Nah, lanjut dulu deh ke poin berikutnya.
5. Mengetahui Job Desk dan Deadline
Anda musti pastikan bahwa Anda mengetahui dan memahami tanggung jawab Anda disana. Apa yang harus dan tidak harus Anda lakukan.
Selain itu, deadline ini musti diperhatikan. Tanyakan kepada koordinator Anda, “tanggal berapa saya harus menyerahkan pekerjaan saya? pukul berapa?”.
Saat saya menjadi volunteer online, para relawan sudah diberitahu akan berkoordinasi dengan siapa, tugas yang harus dilaksanakan pada bulan itu apa saja, dan tenggat waktunya kapan dari setiap tugas.
Pastikan Anda mengetahui deadline. Hal ini akan menjadikan Anda tahu kapan Anda harus stay tune dan fast response, serta kapan Anda bisa berlibur dari kegiatan volunteer tersebut.
6. Bertanyalah Sebanyak-banyaknya
Menurut saya, ada 3 tipe orang yang tidak bertanya. Pertama, orang tersebut sudah paham. Kedua, ia memiliki pertanyaan tapi takut menyampaikannya. Ketiga, ia tidak mengerti sama sekali terkait apa yang disampaikan, sehingga bingung ingin bertanya apa :’)
Well, saya merasakan ketiga-tiganya, hehe.
Tipe kedua biasanya karena takut salah, dianggap bodoh, atau merasa minder karena terintimidasi oleh teman-teman volunteer yang lain yang terlihat “lebih” dari kita.
Namun, yang saya pelajari bahwa kakak-kakak yang membimbing kita atau teman-teman volunteer di program tersebut tentunya memiliki ilmu dan pengalaman masing-masing. Jangan sia-siakan kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan dari mereka.
Seringkali yang saya sesali adalah tidak bertanya. Bertanya adalah jembatan kita untuk mengetahui lebih. Saya percaya ketika bertanya dan mendengarkan orang lain, kita akan mendapatkan “lebih banyak” pelajaran baru.
When I hear somebody sigh ‘life is hard.’ I am always tempted to ask, ‘compared to what?’ — Sydney J. Harris.
and compared to whom? if I may add.
7. Berkomunikasi Secara Asertif
Baik itu melalui chat atau video call, jika memang ada yang perlu Anda tanyakan, ungkapkan, kritik, sampaikan saja.
Jika masih takut bertanya atau mengungkapkan sesuatu, apalagi terkait kelancaran tanggung jawab Anda, pekerjaan Anda akan tersendat-sendat. Tentu Anda tidak mau itu terjadi, kan?
Saya teringat dengan perkataan pemilik channel Youtube Better Ideas saat seseorang tidak menjadi diri sendiri:
Everybody likes you, but nobody loves you.
Walaupun belum mengenal jauh dan hanya berinteraksi secara daring, berkomunikasilah dengan setiap partner volunteer Anda dengan jujur dan tegas, namun tetap menggunakan bahasa yang baik dan menghargai mereka.
Selain itu, 3 kata ajaib yakni maaf, tolong, dan terimakasih selalu Anda gunakan, ya.
8. Hadir Rapat Online Tepat Waktu
Kebiasaan saya — dan mungkin juga Anda — lebih mudah untuk menunda-nunda hadir dalam suatu pertemuan daring. Sebab, terlambat beberapa menit pun bisa sekejap mengklik link video call dan tidak akan membuat kita dimarahi. Misalnya, ditetapkan waktu rapat adalah pukul 8 malam. Maka, kita cenderung hadir di ruangan rapat daring tersebut tepat pukul 8 atau bahkan lebih.
Namun, lead dari organisasi penyelenggara volunteer saya pernah berkata, “Jadi guys, kalau rapatnya jam 8, masuk ke Zoom sebelum jam 8. Kita juga bakal mulai jam 8 walaupun baru sedikit orang biar mendisiplinkan kita semua.”
Datang tepat waktu adalah attitude yang baik, terlepas pertemuan online atau offline.
KELEBIHAN VS. KEKURANGAN MENJADI VOLUNTEER ONLINE
Kekurangan dulu, deh. Ini truly yang saya rasakan dari perusahaan tempat saya menjadi volunteer, ya. Jadi, volunteer lain bisa juga berbeda-beda.
a. Hubungan interpersonal antar volunteer kurang
Berbeda jika kita bertemu secara langsung, kita pasti memiliki waktu senggang sedikitnya untuk meningkatkan hubungan interpersonal dengan partner kerja kita. Mungkin karena posisi saya di kegiatan tersebut sebagian besar untuk dikerjakan sendiri. Sehingga, hanya pada online meeting rutin saja bertemu dengan core of people dan para volunteer.
Tergantung posisi, seberapa sering dan bagaimana Anda berkomunikasi dengan mereka juga menentukan, loh.
b. Jaringan Internet Buruk
Apabila ada rapat daring, terutama malam hari, saya sangat sering keluar-masuk aplikasi video call yang dipakai. Di samping itu, seseorang yang sedang berbicara di meeting tersebut juga terdengar putus-putus.
Sedih banget sih :( Maka dari itu, saya pernah menyampaikan kepada tim bahwa jaringan saya sangat buruk jika pertemuan online pada malam hari. Sehingga dapat diganti ke waktu lain.
Pastikan bahwa waktu dan tempat melaksanakan rapat daring memungkinkan Anda mendapatkan jaringan internet yang baik.
2 hal itu saja yang saya sayangkan. Nah, kalau kelebihannya adalah:
a. Fleksibilitas Tinggi
Menurut pengalaman saya, waktu tidak pernah dikekang oleh pihak penyelenggara agar kita selalu ada untuk mereka.
Oleh karena itu, saat proses pendaftaran/wawancara, Anda harus mengatakan dengan jujur terkait aktivitas lain apa yang Anda kerjakan saat nanti sudah diterima menjadi volunteer.
Mereka juga biasanya bertanya, bagaimana Anda membagi waktu antara aktivitas Anda dan kegiatan volunteer. Asalkan kita tetap bertanggung jawab dengan tugas yang sudah di berikan, santai aja. Umumnya, mereka juga akan mengadakan pertemuan daring di waktu-waktu free seperti malam, di hari libur, atau sesuai kesepakatan dengan para volunteer.
b. Mendapatkan perspektif baru
Kita dihadapkan dengan situasi bekerja yang berbeda dengan orang-orang yang sebelumnya tidak dikenal. Ilmu dan pengalaman baru tentu akan kita dapatkan. Namun, yang paling berharga bagi saya dalam kegiatan volunteer adalah mendapatkan perspektif baru dari orang lain terhadap suatu masalah.
Berbeda orang, berbeda pula cara pandangnya. Ketika dihadapkan dengan cara pandang yang berbeda, kita akan melatih kemampuan open-minded yang bermanfaat untuk kita.
Terlepas dari online atau offline, kita tetap berhadapan dengan manusia lain, kan?
Berikut kelebihan lainnya:
c. Belajar lebih tenang dan profesional dalam menghadapi masalah
d. Belajar memanajemen waktu dengan lebih baik
e. Belajar mandiri dalam bekerja serta kerja tim secara daring
f. Terhindar dari kontak langsung untuk mengurangi penyebaran Covid-19
Dan masih banyak lagi, which is, banyak banget hal positif yang bisa diambil!
Akhir Kata
Saya pernah mendengar nasihat seseorang (yang saya tidak perhatikan namanya) di sebuah video singkat di internet. Ia berkata:
If you get a chance, never look back. Take that opportunity and do it.
Artinya, jika Anda mendapatkan kesempatan, jangan pernah melihat ke belakang. Ambil kesempatan itu dan lakukan.