Ini Penyebab Anda Sering Lupa pada Apa yang Baru Dipelajari! Beserta Solusinya
Di suatu hari (like everyday),
“Wah keren nih artikelnya, baru tau kalau tidur itu harus 8 jam sehari!”
Scroll-scroll, beberapa detik kemudian,
“Hah? Cara cepat belajar bahasa Inggris dalam waktu 1 minggu? Baca ah.”
“Bener juga tweet-nya Mba ini, aku harus berubah!”
Konten berikutnya,
“Beneran? kebiasaan ini bisa bikin pinter? harus coba sih.”
Well, kita sebagai manusia sangat membutuhkan informasi. Untuk itu, manusia sering membaca, mendengar, ataupun menyaksikan sebagai aktivitas penerimaan informasi dalam rangka pembelajaran.
Manusia yang terus belajar akan mendapatkan sejumlah manfaat besar.
Seperti memiliki informasi yang tetap relevan dengan dunia saat ini, mampu menciptakan ide-ide baru, membuka pikiran dan menemukan perspektif baru, dan masih banyak lagi.
Selain itu, dengan keterampilan dan pengetahuan Anda yang terus berkembang, hal ini diharapkan mampu menjadi pembelajaran bagi orang lain di masa depan.
Tetapi…
Saya adalah seorang pelupa. Apakah Anda juga?
Oke, mostly tulisan ini adalah rangkuman video dari channel Youtube, Will Schoder (makasih bang atas pencerahannya~)
You can watch his video too to complete the schematic ^^
Jadi..
Penyebab: Terkena Ilusi Kompetensi
Apakah Anda pernah mengalami kejadian seperti ini:
Sehabis menerima informasi (membaca buku, menonton video, mendengar penjelasan orang lain, dsb), Anda merasa yakin bahwa Anda sudah paham. Namun saat diminta menjelaskan kembali, Anda benar-benar tidak tahu mulai darimana.
“Emm, hehehe gimana ya..”
Fenomena ini disebut Illusion of Competence (Ilusi Kompetensi).
Ilusi kompetensi merupakan keadaan mental dimana Anda merasa sudah memahami materi tertentu, padahal sebenarnya tidak.
Kursus Coursera berjudul “Learning How to Learn” oleh Dr. Barbara Oakley , menjelaskan tentang ilusi kompetensi. Yang kemudian dirangkum dalam channel Youtube Will Schoder, dimana ilusi kompetensi meliputi:
- Melihat info di depan Anda, seperti membaca buku, bukan berarti Anda memahaminya
- Melihat /mendengar seseorang sampai pada suatu kesimpulan tidak berarti Anda tahu tentang kesimpulan itu / mengungkapkan argumen mereka
- Mencari sesuatu di Google memberi Anda ilusi bahwa info itu ada di otak Anda
- Menghabiskan banyak waktu dengan materi tidak berarti Anda memahaminya
Dengan kata lain, Anda membohongi diri untuk seolah-olah sudah kompeten, padahal tidak sama sekali. Sesungguhnya, Anda hanya “diinfomasikan” sesuatu, tidak benar-benar paham pada informasi itu.
- Diinformasikan: “Aku paham kok, tapi aku gak bisa jelasin.”
- Paham informasi: “Aku akan menjelaskannya secara mendalam”
Cara Otak Manusia Memahami Sesuatu
Jika kita paham akan suatu informasi, kita akan menyimpannya di memori jangka panjang di dalam otak. Begini cara kerjanya:
short term memory > working memory > long-term memory
Ketika kita baru saja menerima informasi, lantas informasi tersebut akan masuk ke short-term memory dalam otak. Sebelum informasi tersebut masuk ke long-term memory, harus melewati working memory terlebih dahulu. Di dalam working memory, kita akan memproses informasi tersebut.
Namun, tatkala tidak menyediakan waktu cukup lama untuk memikirkan informasi itu (entah mencoba mempelajarinya lebih dalam, menghafalnya, dan kegiatan sejenis), maka informasi tersebut tidak bisa masuk ke long-term memory.
Itulah mengapa kita sering lupa pada apa yang baru saja kita pelajari.
Pertanyaan selanjutnya, mengapa kita tidak menyediakan waktu untuk memproses suatu informasi lebih dalam?
Nah, penyebabnya macam-macam:
- Multitasking: mungkin Anda menganggap bahwa mengerjakan banyak pekerjaan dalam satu waktu adalah talenta yang luar biasa. Namun sesungguhnya, kita hanyalah switching (berganti-ganti) pekerjaan dengan cepat. Sayangnya, otak kita tidak bekerja seperti itu. Multitasking mengakibatkan otak tidak bisa fokus pada satu hal. Ya.. pastinya informasi yang kita terima susah dong untuk diproses secara mendalam.
- Distraksi: kala sedang fokus-fokusnya belajar nih, seringkali kita menerima gangguan yang memecah konsentrasi. Faktornya bisa beragam. Yang paling sering dialami saya pribadi adalah notifikasi ponsel.
- Terlalu banyak informasi: Media sosial, berita daring, televisi, dll menjadikan kita cenderung mengkonsumsi terlalu banyak informasi. Semua hanya singgah ke working memory. Dalam waktu sekejap saja, satu informasi telah digantikan oleh informasi baru.
Lalu, harus bagaimana?
Cara Mengingat Apa yang Telah Dipelajari
- Hindari multitasking, distraksi, dan mengkonsumsi terlalu banyak informasi: please just don’t. Tentukan satu aktivitas yang ingin Anda lakukan, jangan semuanya mau di makan wkwk. Lalu, jauhkan diri dari segala distraksi agar menjaga konsentrasi Anda seperti suara bising, ponsel, dll. Terakhir, it’s very bad for me personally —maybe you too — mengkonsumsi informasi secara acak, baik di media sosial, membaca berbagai buku, dsb. Jika Anda ingin mendalami suatu informasi, cari semua informasi tentang hal itu secara berkala.
- Recall: daripada mencari konten baru untuk dikonsumsi, sediakan waktu 30 detik (or up to you) untuk mengingat/mencatat poin-poin yang telah Anda pelajari. Hal itu membantu Anda untuk memasukkan informasi ke long term memory, bukan hanya berhenti di short term memory saja.
- Teknik Feynman: sebagian dari Anda mungkin sudah tahu teknik ini. Jika Anda ingin memperkuat topik informasi yang sudah dikaji, ajarkan hal itu kepada orang lain yang sama sekali tidak memahami topik tersebut. Pastikan menggunakan bahasa yang sederhana dan dapat pula menggunakan analogi agar mudah dicerna. Apabila mereka mengerti, good, you got it. Tapi kalau belum, pelajari lagi topik tersebut dan ajarkan kembali.
- Repetisi: Saya menemukan pada diri sendiri bahwa sebagian besar informasi yang dilihat sekilas, tidak dapat diingat kembali di kemudian hari. Well, repetition is the mother of the skill. Ulangi semua yang telah Anda pelajari, recall, feyman technique, lagi dan lagi. Ya, suka tidak suka, itulah cara yang dapat Anda lakukan agar tetap mengingat dan memahami apa yang telah dipelajari.
Ok, itu dia.
Jika Anda punya cara jitu lain yang tidak saya masukkan di artikel ini, feel free to tell me and everybody at the comment section.
Terimakasih dan tetap hidup sadar!