Ingin Anak Remaja Anda Lebih Mandiri & Bertanggung Jawab? Ingat 3 Hal Ini!

YThoughts
3 min readJul 26, 2021

--

sumber foto: pexels.com

Seorang psikolog sekaligus pemiliki channel Live on Purpose TV, Paul Jankins berkata, “Tugas Anda sebagai orang tua adalah untuk mencintai mereka.”

Terkadang Anda ingin anak-anak melakukan semua hal dengan benar, tetapi itu lebih seperti “mengendalikan” mereka.

Padahal masa remaja adalah masa dimana mereka harus belajar mengendalikan diri mereka sendiri.

Paul Jankins dalam video edukasi “How To Raise An Independent Child” menjelaskan bahwa semakin dewasa seorang anak, maka ia akan semakin mampu mengontrol hidupnya sendiri.

Namun, ada kalanya kedewasaan sulit diraih. Mereka mengandalkan sebagian besar urusannya pada orangtua. Hal ini menjadikan anak manja atau terbiasa bergantung pada orang lain.

Shridhar Maheshwari, seorang psikolog konseling asal India dalam “How To Make Your Child Independent And Responsible” memberitahu kita bagaimana mendidik anak agar lebih mandiri dan bertanggung jawab. Silakan dibaca sampai tuntas, ya! :)

1. Jangan Lakukan Sesuatu untuk Mereka

Beberapa orang tua seringkali mengekspresikan cinta dan sayang dengan mengerjakan sesuatu yang mestinya merupakan tanggung jawab anak.

Tetapi, jika tujuan Anda menjadikan anak mandiri dan bertanggung jawab, biarkan mereka mengerjakan hal-hal sendiri. Lakukan sesuatu lebih sedikit untuk anak Anda. Bahkan jika itu berarti nilai ulangan mereka buruk atau kamar yang berantakan.

Pakar parenting, Dr. Deborah Gilboa melakukan hal ini pada anaknya, Ari. Dalam talkshow “The Doctors”, Ari diwawancarai tentang bagaimana Ibunya — yang merupakan seorang ahli di bidang parenting — mendidiknya.

Saat masuk SMP, Ibunya berkata pada Ari “Ibu tidak akan bertanggung jawab atas tugas sekolahmu. Kamu harus melakukannya sendiri, Ibu tidak akan khawatir tentang itu.”

Semester pertama, nilai-nilai Ari sangat jelek. Ia tidak mengerjakan PR dengan benar atau sungguh-sungguh dalam setiap ulangan. Tatkala pertemuan guru dan orangtua, para guru memberitahu Ibu Ari bahwa nilai-nilainya sangat buruk.

Saat di rumah, Deborah — sang Ibu — lalu berkata “Bagaimana kita memperbaiki ini? Apa yang bisa kamu lakukan untuk membuat nilaimu lebih baik?”

Perhatikan bahwa Deborah berupaya memberikan kesempatan pada Ari untuk “mengurus masalahnya sendiri”.

Pertanyaan yang bagus, karena hal ini berhubungan dengan tips yang kedua.

Namun, mari kita selesaikan dulu cerita Ari dan Ibunya.

Ari mulai mengunduh aplikasi planner dan reminder di ponselnya dan berupaya memanajemen semua tugas sekolah.

Akhirnya — walaupun nilainya anjlok di SMP — Ari mulai memiliki kemampuan untuk mengontrol tanggung jawab sekolahnya dan tidak menghadapi masalah yang sama ketika ia berada di SMA.

2. Jangan Mengambil Semua Keputusan untuk Mereka

Orangtua seringkali membuat semua keputusan dalam hidup anaknya. Hal ini dikarenakan orangtua takut jika anak akan membuat kesalahan.

Kesalahan dapat berarti kehilangan sesuatu atau menciptakan masalah lain.

Apabila tujuan Anda menjadikan anak lebih mandiri dan bertanggung jawab, repot-repot memilih untuk urusan mereka tidak akan membantu.

Jika keputusan tersebut tidak berhubungan dengan mengancam kesehatan, merugikan oranglain, atau kehilangan uang yang banyak, maka ..

Berikan anak lebih banyak otoritas untuk memilih dan mengambil keputusan sendiri — dengan cara dan jalan mereka sendiri.

Jika akhirnya anak membuat kesalahan, jangan memarahi mereka seperti “Kan! Ibu juga bilang apa?!”

Hal itu menyakitkan bagi anak.

Sebaliknya, tawarkan diskusi kepada mereka untuk bagaimana melakukan yang lebih baik di masa depan. Didikan seperti ini akan membuat anak lebih kuat, mandiri, dan bertanggung jawab.

3. Jangan Terlalu Melindungi Mereka

Sebagai orangtua, sudah menjadi sebuah insting pertama untuk melindungi anak Anda tetap aman.

Namun — sekali lagi — Anda ingin anak lebih mandiri dan bertanggung jawab?

Kembangkan toleransi pada anak untuk gagal, takut, terluka, dan menangis.

Hal ini dapat diibaratkan anak Anda yang bertarung di arena gulat. Jangan langkahkan kaki Anda kesana dan mengambil tanggung jawabnya untuk anak. Biarkan mereka terpukul, memar, dan sakit. Biarkan mereka tidak nyaman dan mengalami hambatan.

Namun saat pertarungannya selesai, pastikan anak kembali kepada Anda. Bangun hubungan yang baik dengan anak agar mereka nyaman membicarakannya. Setelah itu, barulah Anda mengusulkan saran terbaik Anda pada anak.

Jika Anda mencegah emosi negatif dirasakan anak, mereka akan sulit menjadi mandiri dan bertanggung jawab. Emosi negatif yang anak alami memberikan banyak pelajaran yang berdampak positif pada masa depannya kelak.

Akhir Kata

Jangan mengambil setiap kesempatan di mana anak dapat melatih kemandirian dan tanggung jawab.

Izinkan mereka berlatih sebanyak-banyaknya. Tentunya tetap di bawah pengawasan — dengan dukungan dan kepercayaan.

Semangat para orangtua! :)

Catatan:

Jika Anda seorang guru, berikanlah siswa sebuah projek kelompok yang cukup rumit untuk dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih lama ketimbang biasanya — seperti membuat acara virtual, dll. Biarkan mereka berkreasi dan berencana sendiri. Tetap pantau para siswa dengan mengadakan pelaporan progres secara berkala.

--

--

YThoughts
YThoughts

Written by YThoughts

I write to clarify my thoughts while sharing with others.

No responses yet