5 Cara Mudah, Membentuk Kebiasaan Baik & Menghilangkan Kebiasaan Buruk!
Dilansir dari sciencedaily.com, studi menunjukkan bahwa:
40–50% tindakan manusia bukanlah keputusan sadar, tetapi setengah tidur.
Alias kebiasaan.
Hal tersebut adalah berita bagus jika kebiasaan-kebiasaan yang sering kamu lakukan adalah kebiasaan baik. Namun, bagaimana jika kamu tenggelam pada kebiasaan buruk yg perlahan-lahan akan menghancurkan hidupmu?
Contohnya, kecanduan bermain game atau media sosial yang berpengaruh pada semangat belajar dan penurunan prestasi di sekolah.
Mungkin kamu akan berkata, “Aku juga ingin berubah. Tetapi ayolah, mengubah kebiasaan itu sulit:(”
Ya, betul. >-<
Namun, setelah membaca Atomic Habits karya James Clear, saya merasa tercerahkan. Maka, saya akan bagikan ilmu yang saya dapatkan dari buku tersebut di artikel ini.
Setelah membaca sampai akhir, saya berharap kamu benar-benar mengetahui tindakan nyata apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan perubahan dasyat di hidupmu melalui perubahan kebiasaan.
MASALAH: SASARAN VS. SISTEM
Pada umumnya, ketika menginginkan sesuatu, kita harus memiliki sasaran, betul?
Sekarang, cobalah kamu perhatikan dalam turnamen-turnamen atau perlombaan. Sasaran semua peserta adalah memenangkan lomba.
Namun, mengapa hanya beberapa yang bisa mempertahankan kejuaraan lomba?
Hal ini membuktikan bahwa sasaran bukanlah pembeda antara yang menang & yang kalah.
Satu hal yang membedakan diantara keduanya adalah sistem.
Tujuan sasaran : memenangkan pertandingan
Tujuan sistem : terus berprestasi di bidang yang sama
Jika kamu sulit membangun kebiasaan, hal tersebut bukan karena kamu tidak ingin berubah. Melainkan, masalahnya terdapat pada sistem kamu, yang tidak bisa merubah kamu.
Lalu, bagaimana membuat sistem kebiasaan yang baik?
1. TANAMKAN CITA-CITA IDENTITAS
Cara pertama yg harus dilakukan untuk mengubah kebiasaan adalah:
Jangan berfokus pada apa yang ingin kamu capai. Berfokuslah pada tipe orang yang kamu inginkan. Hal ini disebut sebagai identitas.
Sasaran kamu bukanlah membaca buku setiap hari, melainkan berfokus menjadi seorang pembaca.
Sasaran kamu bukanlah belajar bermain instrumen, tetapi menjadi seorang pemusik.
Perubahan kebiasaan = perubahan identitas
Saat mulai membangun kebiasaan, mungkin karena kamu termotivasi pada seseorang atau sesuatu.
Tetapi, di tengah perjuangan kamu membangun kebiasaan, pasti akan ada titik jenuh, bosan, dan malas. Semua orang mengalami itu.
Maka, satu-satunya alasan kamu untuk tetap membangun dan mempertahankan kebiasaan tersebut adalah karena itu bagian dari identitasmu.
2. MENJADIKANNYA TERLIHAT
Seringkali, kamu tidak segera melakukan kebiasaan baik bukan karena malas. Hal ini karena lingkungan yang menjadikan kamu kurang terpicu oleh petunjuk-petunjuk kebiasaan yg sedang kamu bangun.
Maka, jika ingin segera menyelesaikan tugas sekolah, jangan simpan buku tugasmu di lemari, atau di tempat-tempat yang sulit terlihat.
Apabila kamu ingin berolahraga lebih sering, siapkan pakaian olahraga di dekat kasur sebelum pagi hari.
Atau bagi yg muslim, jika ingin solat tepat waktu, buatlah alarm 1 menit sebelum azan untuk menyadarkan/memicu kamu berhenti dari semua aktivitas terlebih dahulu.
Sebaliknya, jika ingin menghilangkan kebiasaan buruk, jadikanlah kebiasaan tersebut tidak terlihat.
Ingin tak main ponsel saat malam hari? jauhkan ponsel kamu dari kamar. Simpan di dapur atau bahkan di atas lemari.
3. MENJADIKANNYA MUDAH
Ketika sedang termotivasi, kita bergairah sangat tinggi. Rasanya, sangat bersemangat dan tidak sabar untuk melakukan aktivitas tertentu atas dasar motivasi tersebut.
Namun, akibat yang sering terjadi adalah melakukan terlalu banyak dalam waktu yg terlalu cepat.
Contohnya, kamu memiliki target belajar bahasa Inggris selama 1 jam per hari.
1,2, sampai 3 hari masih dapat berjalan dengan baik. Seiring kesibukan dan munculnya penurunan motivasi sampai kemalasan, hari ke-4 sudah mulai kelelahan, sebab merasa waktunya terlalu lama. Pada akhirnya, hari ke-5 dan seterusnya, kebiasaan tersebut berhenti.
Bagaimana ketika kamu sedang tidak termotivasi namun sudah memiliki kominten untuk tetap melakukannya?
Jawabannya adalah Aturan 2 Menit. Inti aturan ini adalah menjadikan kebiasaan semudah mungkin.
Umpamanya, jika merasa berat mengerjakan tugas menulis makalah, setidaknya 2 menit pertama, tulislah satu kalimat.
Yang terpenting dari aturan ini adalah menguasai kebiasaan untuk “memulai sesuatu”.
Sebaliknya, jika ingin menghilangkan kebiasaan buruk, jadikanlah kebiasaan tersebut sulit untuk dilakukan.
Misalnya, terlalu sering menonton TV. Lain kali, simpan remote TV di area yang sulit di jangkau. Supaya kamu malas mengambilnya.
Ingin berhenti terlalu banyak bermain media sosial? Sembunyikan aplikasi tersebut dari layar beranda ponsel. Kunci aplikasi dengan password yang panjang. Aplikasi semacam itu tersedia di Play Store.
4. MENJADIKANNYA MEMUASKAN
Apakah kamu tahu? bahwa manusia cenderung mengulangi setiap perilaku yang menghasilkan “ganjaran langsung.”
Ganjaran/penghargaan langsung meningkatkan motivasi kita untuk melaksanakan suatu aktivitas. Sebab, hasilnya sangat cepat didapatkan.
Sehingga, tak heran jika kamu lebih memilih bermain game dibandingkan mengerjakan tugas sekolah.
Dengan hanya duduk dan bermain permainan di ponsel, kamu mendapatkan kesenangan sekejap mata.
Sedangkan saat mengerjakan tugas sekolah, perjuangannya lebih sulit. Ganjaran yang dihasilkan pun lebih lama, alias tidak langsung. Selain menunggu pengumuman nilai yang memakan waktu, kamu tidak dapat memastikan nilaimu bagus atau mendapatkan apresiasi langsung dari guru.
Tetapi, kamu bisa kok tetap rajin belajar, dengan tetap merasakan kepuasaan langsung.
Apa yang harus kamu lakukan? manipulasilah ganjaran langsung itu.
Misalnya, berjanjilah kepada dirimu, jika bisa menyelesaikan tugas sekolah di hari itu juga, maka kamu boleh bermain media sosial atau menonton serial Netflix sepuasnya sampai akhir hari.
Cara ini terbukti untuk mendorong diri melakukan kebiasaan baik yang seolah-olah menghasilkan ganjaran langsung.
Kenapa kamu tidak mencobanya juga? :)
Bagaimana dengan kebiasaan buruk? ubahlah sistemnya menjadi kurang memuaskan.
Umpamanya, kamu membuat hukuman pada dirimu, yang diketahui satu anggota keluarga. Jika kamu menunda-nunda pekerjaan rumah yang diminta Ibumu lebih dari 30 menit, kamu harus memberi adikmu sejumlah uang.
5. MENJADIKANNYA MENARIK
Jika kamu punya kebiasaan harian yang dianggap menyenangkan bagimu, selipkan kebiasaan baik yang ingin dibangun di tengah-tengah rutinitas tersebut.
Sebagai contoh, sebelum menonton serial TV kesukaanmu di malam hari, kamu terlebih dahulu harus membuat to-do-list untuk dilakukan keesokan harinya.
Sebaliknya, jika ingin menghilangkan kebiasaan buruk, jadikanlah kebiasaan tertentu tidak menarik untuk dilakukan. Hal ini tentunya disesuaikan dengan kebiasaan buruk apa yang sedang kamu hadapi.
TERAKHIR, LAKUKAN HAL-HAL INI
Setelah kamu selesai membaca artikel ini, saya ingin kamu melakukan sesuatu.
Carilah media untuk menulis (kertas/memo ponsel), lalu tentukan:
- Satu tipe orang yang kamu cita-citakan (contoh: si rajin, suka baca buku, dll)
2. Kebiasaan-kebiasaan apa yg mendukung cita-cita tersebut
3. Identifikasi kebiasaan-kebiasaan itu dengan menjadikannya lebih terlihat, mudah, memuaskan, dan menarik
4. Buatlah bukti dengan kemenangan-kemenangan kecil setiap harinya untuk memperkuat identitas kamu
Di poin yang keempat, saya menggunakan aplikasi atau website Habitica. Cobalah menggunakannya, kamu akan segera mengetahui maksud saya.
Perubahan besar ternyata berasal dari efek gabungan semua kebiasaan baik, sekecil apapun. — James Clear
Terimakasih :)
Sumber materi: Atomic Habits karya James Clear (2020)